
BREBES – brdnusantara.news.blog – Permasalahan komunikasi terkait kontrak dan biaya pemakaian ruang di DPD Golkar selama 3 bulan yang muncul antara SDN Brebes 02 dan pihak korwil pendidikan/DPD Golkar akhirnya menemukan penyelesaian. Kedua belah pihak menyatakan telah menyelesaikan masalah melalui musyawarah dan kerja sama, dengan pemberian uang “ala kadarnya” kepada penjaga sekolah.

Penyelesaian Masalah Kontrak dan Biaya
Yusti Puspitawati SPd Mpd, Kepala Sekolah (Kasek) SDN Brebes 02, menjelaskan bahwa permasalahan semula disebabkan oleh miskomunikasi. Saat itu, ia sedang sakit dan berada di rumah sakit, sehingga penyampaian informasi tidak dilakukan oleh pihak yang bersinggungan langsung.
“Ya, alhamdulillah sekarang, kemarin miskomunikasi,” ujar Bu Yusti yang mengklarifikasi masalah telah selesai. Meskipun sebelumnya terdapat informasi bahwa biaya kontrak mencapai enam juta rupiah per bulan, penyelesaian akhir dilakukan secara musyawarah.
Bu Yusti mengonfirmasi bahwa ia memberikan sejumlah biaya “ala kadarnya” sebagai bentuk penutup masalah. Ketika ditanya mengenai jumlah pasti, ia menjawab secara diplomatis: “Ya, ke sini sih terus rembukan, dan kasih ala kadarnya ke penjaga Kantor DPD Golkar.”
Penyelesaian ini juga mendapat dukungan dari Pak Teguh Turmudi, Ketua DPD Golkar setempat. “Pak Teguh sih, ‘Monggo, Bu’,” ungkap Bu Yusti mengenai tanggapan Pak Teguh.
Progres Rehab Bangunan dan Kendala Banjir yang Serius
Selain masalah kontrak, Bu Yusti juga memberikan pembaruan mengenai rehabilitasi bangunan sekolah yang sedang berjalan. Pekerjaan rehab diperkirakan selesai pada akhir Desember, dengan penilaian positif terhadap kinerja pemborong.
“Pemborongnya bagus. Kalau terkendala cuaca, pasti,” ujarnya, mengakui hambatan akibat curah hujan yang sering terjadi.
Namun, masalah utama yang dihadapi sekolah saat ini adalah banjir yang kerap menggenangi halaman depan saat hujan deras. Bu Yusti menjelaskan bahwa drainase di jalan depan sekolah tersumbat atau tidak berfungsi optimal, menyebabkan air masuk ke area sekolah.
“Kalau banjir kemarin [airnya] hampir setinggi dengkul. Terus untuk anak-anaknya [kesulitan] segitu,” jelasnya.
Untuk solusi jangka pendek, pihak sekolah berencana memperbaiki genteng sebelah selatan dan akses ke beberapa area. Namun, untuk masalah drainase yang lebih besar, ia berharap pemerintah dapat memberikan perhatian. “Solusi satu-satunya jalan mungkin, ya pakai kanalisasi dikeruk. Dikeruk, terus dibuat pembuangan,” ujarnya, menambahkan, “Pemerintah yang mikirin. Saya mikirin pendidikan.”
Kolaborasi Kelas dan Pandangan Komite Sekolah
Selama proses rehab berlangsung, SDN Brebes 02 menerapkan kolaborasi kelas untuk efisiensi ruang. Kelas Lima dan Kelas Enam ditempatkan di satu area, sedangkan Kelas Tiga dan Kelas Empat berada di ruangan lain. Bu Yusti juga menegaskan adanya kerja sama yang baik dengan DPD Golkar. “DPD Golkar ya. Juga kalau ada kebutuhan, bekerja sama dengan SD dua,” pungkasnya.
Sementara itu, H Drs Supriyono, Ketua Komite SDN Brebes 02, menyatakan bahwa pihaknya belum diajak berbicara terbuka mengenai sekolah, namun menekankan bahwa saluran air di belakang DPD Golkar juga tersumbat. Satu-satunya anggota komite yang memberikan keterangan, Andi Cibandono, mengatakan: “Mestinya karena swakelola ada sisa lebih dibanding diproyekkan, bisa untuk peninggian








You must be logged in to post a comment.