Tag Archives: Aksi Pembersihan Sungai Irigasi Wangandalem-Sangkal Putung

Aksi Pembersihan Sungai Irigasi Wangandalem-Sangkal Putung, Soroti Kesadaran Warga Lokal


BREBESbrdnusantara.news.blog – Aktivitas pembersihan rutin di saluran irigasi utama yang melintasi daerah Wangandalem hingga Sangkal Putung, Brebes, terus dilakukan oleh tim gabungan. Namun, upaya keras para petugas di lapangan terancam sia-sia akibat masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah ke sungai.

10 Petugas Paruh Waktu Dikerahkan

Operasi pembersihan kali ini melibatkan sebelas orang petugas dari tim DPSDAPR (Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air Penataan Ruang) yang bertugas secara paruh waktu. Zudan Fanani, Kepala DPSDAPR, melalui Metik Kepala Bidang Irigasi, diwakili oleh Sadi selaku kepala pengelola irigasi setempat, menjelaskan bahwa timnya bekerja keras setiap hari untuk menjaga kebersihan saluran.

“Dari tim DPSDA, semuanya 11 orang. Ini termasuk paruh waktu (part time),” ujar Sadi saat diwawancarai di lokasi.

Sadi juga menambahkan bahwa tanggung jawab irigasi yang dikelolanya membentang luas, yakni “Dari perbatasan daerah Wangandalem sampai Sangkal Putung.”

Sampah Menumpuk, Petugas Kewalahan

Meskipun pembersihan dilakukan secara rutin, kondisi sungai kerap kali terlihat kotor akibat sampah yang dibuang oleh oknum masyarakat. Hal ini disayangkan oleh banyak pihak, mengingat pentingnya fungsi irigasi bagi pertanian—komoditas utama yang menjadi tulang punggung perekonomian daerah Brebes.

Ketika ditanya mengenai minimnya partisipasi dan kepedulian masyarakat, Sadi menyampaikan keprihatinannya. “Kebersihan kali ya, itu kan tergantung masyarakatnya. Dan setiap hari bukan anak-anak (petugas) membersihkan sampah terus, tapi masyarakat juga,” katanya.

Pesan Tegas: Brebes Jangan Jadi “Kota Kunyuk”

Pada Senin (15 Desember 2025), Sadi menekankan bahwa masalah utama bukanlah pada petugas, melainkan pada kebiasaan buruk warga. Beliau berharap ada solusi nyata agar masyarakat berhenti membuang sampah ke sungai. “Ya memang solusinya bagaimana biar masyarakat jangan buang sampah di kali,” tegasnya.

Bahkan masyarakat setempat yang tidak jauh dari lokasi pembersihan, Tangguh Bahari, melontarkan kritik keras dan metafora yang menusuk untuk menggambarkan bahaya pencemaran ini jika terus dibiarkan. “Jangan sampai Brebes berubah nama. Brebes, kota bawang merah dan terasin, berubah nama jadi kota kunyuk. Kunyuk kumuh dan banyak nyamuk,” pungkasnya, menggarisbawahi potensi bahaya kesehatan (seperti nyamuk pembawa penyakit seperti demam berdarah) dan hilangnya identitas Brebes sebagai kota penghasil komoditas pertanian unggulan.

Tangguh juga menekankan bahwa pembersihan saluran irigasi ini bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab kolektif seluruh warga Brebes untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat.